Monthly Archives: September 2012
Sky Gate (part 1)
Kalau kita tidak pernah bertemu, mungkin sampai sekarang aku tak kan pernah mengenalmu. Kalau saja waktu itu aq ikut futsal, bukuku tidak ketinggalan, dan aku tidak ke tempat itu mungkin kisah ini tidak akan pernah ada, kalau saja waktu itu aku tidak memberanikan diri aku pun tidak akan tahu siapa dirimu. Aku mulai mengenalmu diantara teman-temanku, kau sedikit beda diantara mereka.
Waktu itu aku tak mengenalmu sama sekali, bukan, maksudku aku tak pernah mengenal banyak orang sama sekali. Kau dan aku sudah lama saling mengenal, meski hanya sebatas nama. Kita bukanlah teman dekat. Hingga hari itu tiba, meski ku tak tahu banyak siapa dirimu tapi saat kau menyapaku seperti jarak antara kita jurang itu menghilang seolah kita disatukan hanya karena kenangan Masihkah kau ingat, kita pernah duduk berdua ?
Meski sekarang aku menyesalinya, Andai semua itu tak pernah terjadi
Itu adalah untuk pertama kalinya aku tertarik dengan seseorang. Meski yang kumaksud adalah orang dalam dunia nyata, bukan keluarga alias orang lain. Mengapa aku tertarik dengan seseorang aku masih belum mengerti? Aku selalu berpikir aku harus lebih dewasa, tapi setiap kali ku bertindak aku masih saja kekanak-kanakan. Kamu, slalu saja terlihat begitu, begitu tenang seolah semua berjalan seperti yang kau harapakan. Seolah tak ada yang pelu kau khawatrirkan. Kau yang sekarang punya banyak hal yang dulu aku punya. Aku menginginkan hal tersebut kembali, setelah banyak hal ku lalui aku makin merasa kehilangan satu per satu dan itu ada pada dirimu sekarang. Ya..semangat untuk terus ingin tahu dan menjadi yang terdepan.
Saat itu aku jatuh sakit. Ku merasakan sendiri, tak ada satu pun teman yang datang padaku. Apakah ini karma? Lalu, saat itu aku berfikir aku seharusnya menentukan jalan hidupku, meski terlihat terlambat begitu jauh dengan orang-orang disekitarku. Aku tak perlu menguasai ini semua, mengapa aku tidak fokus pada hal tertentu dan berusaha mahir di bidangnya.
(“Jika hari itu tiba saat ku menenmukan seseorang yang bisa ku cintai, apakah aku akan berubah?” YUI-to Mother )
Pada malam saat kesepian menemani, apakah aku harus punya seseorang yang menemaniku. Apa mungkin ini sudah saatnya? Lalu, apa yang bisa ku berikan padanya? Aku tak punya apa-apa. Seperti menggapai bulan di langit, aku yang sekarang memang tidak bisa, tapi suatu saat nanti akan tiba saatnya, gilranmu. Cukup hentikan kaki. Mari lihat kedepan, langit yang sama bukan. Aku masih punya banyak hal, meski tak tahu, tapi aku yakin.
Feel my soul, take me your way (FeelMySoul#YUI)
Jibun
Tidak dianggap
Ya sudahlah…
I’m bored
get forced, no attention
No matter! I should make this ussual
Think again! What do I have?
What can I proud of?
Nobody really care, they just pity of me, How dissapoint it is!
I hate power to push the weak ones
Walk this way for eternal lonely
Trust youself, aruite yuku
Believe in myself
I have to get stronger, break in to invisible wall
Break the limit even if just lonely
Ikite iru
Slap the face
Fighting for someone’s shake
Wanting tomorrow will be brighter
Just be myself
5 Perbedaan Cinta dan Nafsu
Bismillah …
1. Cinta itu membahagiakan, Nafsu itu membahayakan …
Cinta yang sebenarnya selalu menunjukkan jalan atau arah menuju kebahagiaan bagi orang-orang yang menjalaninya. Seorang pecinta yang sudah menemukan dan memahami makna cinta sejati dalam dirinya akan berada pada kondisi yang membahagiakan.
Sebaliknya, orang-orang yang terkecoh dengan nafsu dan menganggap nafsu adalah cinta akan berada dalam kondisi yang membahayakan. Kita tidak bisa memungkiri, di mana ada kebaikan, di situlah setan menggoda manusia agar terjerumus ke dalam keburukan.
Cinta dan nafsu seperti dua sisi dari mata uang yang sama. Cinta adalah sisi positif, nafsu adalah sisi negatif dan uang itu adalah hubungan.
Seseorang yang mencintai pasangannya dengan sebenar-benarnya cinta akan mengarahkan hubungannya menuju kebahagiaan sejati dengan cara menjaga dan menyayangi pasangannya. Tanpa bermaksud untuk merusak dan menyakiti.
Lain halnya dengan orang-orang yang menjalin hubungan dengan landasan nafsu, mereka akan membawa hubungannya kearah kebahagiaan yang semu dan hanya berorientasi pada fisik, dalam hal ini sex. Yang justru akan menjerumuskan mereka ke dalam situasi yang membahayakan.
2. Cinta bikin kita ketawa, Nafsu bikin kita kecewa …
Kalau diibaratkan hubungan seperti sawah, maka cinta adalah padi dan nafsu adalah rumput liar. Nah, ketika ketika seseorang menanam padi (cinta) di sawah (hubungan) maka secara otomatis akan tumbuh juga rumput liar (nafsu).
Kalau orang itu sudah mengetahui dan memahami apa itu padi (apa itu cinta), maka dia akan segera memangkas rumput liar itu (nafsu) yang tumbuh di sawahnya (hubungan). Ketika tiba masa panen, orang ini akan menuai hasil sawahnya (hubungan) yang ditanami padi (cinta) itu tadi berupa buah padi (kebahagiaan).
Lain dengan orang-orang yang terkecoh yang menyangka rumput liar (nafsu) sebagai padi (cinta). Mereka akan memelihara rumput liar (nafsu) dan tanaman padinya (cinta) akan mati. Pada saat panen, tentu yang mereka dapat hanyalah sekarung rumput liar (nafsu) yang tidak enak dimakan (kekecewaan).
3. Cinta selalu ingin memberi, Nafsu hanya ingin diberi …
Saya rasa maksud dari poin ketiga ini sudah jelas. Cinta adalah memberi. Ketika seseorang menjalin hubungan atas dasar cinta maka hal pertama yang dilakukannya adalah memberikan yang terbaik kepada pasangannya, bukan ingin diberi
. Logikanya, kalau kita dan pasangan sama-sama ingin memberi (kita ingin memberi kepada pasangan dan pasangan ingin memberi kepada kita) secara otomatis keduanya akan menerima.
Tapi kalau kita dan pasangannya inginnya diberi (pasangan ingin diberi dan kita juga ingin diberi) lalu siapa yang akan memberi..? Pada akhirnya yang terjadi justru tidak ada yang akan diberi karena tidak ada yang ingin memberi.
4. Cinta ingin menyayangi, Nafsu ingin menggerayangi …
Bagaimana cara kamu memperlakukan pasanganmu?
Dan bagaimana cara pasanganmu memperlakukan kamu?
Ini adalah cara termudah untuk membedakan mana cinta, mana nafsu ..?! ..
Landasan seseorang dalam menjalin hubungan akan sangat menentukan pada bagaimana cara orang tersebut memperlakukan pasangannya.
Orang yang menjalin hubungan dengan landasan cinta akan senantiasa memperlakukan pasangannya dengan cara-cara yang baik. Menjaga, menyayangi, memperhatikan dan selalu memberikan yang terbaik.
Sebaliknya orang orang yang menjalin hubungan karena nafsu cenderung memperlakukan pasangan ke arah fisik. Setiap kali bertemu, inginnya menciumi dan diciumi, setiap kali berdua inginnya dipeluk dan memeluk, digerayangi dan menggerayangi, dan yang lebih parah lagi kalau sampai kearah hubungan sex. (bagi yg sedang berpacaran)
5. Cinta yang terbaik, Nafsu yang terbalik …
Cinta selalu berusaha untuk menjadi yang terbaik, berusaha memberikan yang terbaik untuk pasangan dan selalu memperlakukan pasangan dengan cara-cara yang baik.
Bagaimana dengan nafsu..? Sebaliknya, nafsu selalu ingin diberi dan cenderung memperlakukan pasangan ke arah yang menyesatkan ..
Bersyukurlah dan bertaubat selalu… Amiiinn …
keep smile ..
keep spirit ..
keep istiqomah all day ..
.. insya Allah ..
Wabillahi Taufik Wal Hidayah, …
Salam Terkasih ..
Dari Sahabat Untuk Sahabat …
… Semoga tulisan ini dapat membuka pintu hati kita yang telah lama terkunci …
#BERSIHKAN HATI MENUJU RIDHA ILAHI#
Face the Reality
Kalau pun aku mencintainya, apakah ada jalan untuk mengatakanya, melamarnya? Kalaupun ada, apakah hukum membolehkan? Kalau pun membolehkan, apa aku tetap tak ingin melakukanya
Ada banyak alasan. Pertama, aku berjanji Aku harus mewujudkan impian. dan aku akan memegang janjiku. Kedua, DNA. Kalau akubelum juga bisa merubah DNA, ke depanya akan makin berat, dan dia pun akan menanggung lebih berat, dia pasti akan mencoba menahan. Itu yang tidak ku inginkan. Ketiga, Psy, Kalau dia memang bisa kupercayai, lalu dia tahu apa yang selama ini aku sembunyikan, apakah ia akan tetap mau bersamaku, apakah ia akan tetap mempercayaiku?
Bukankah menyenangkan melihat orang lain bahagia, dan kita ikut andil dalam membuatnya bahagia. Ada banyak wujud kebahagiaan di dunia yang tak abadi ini. Aku tahu itu, kau tak perlu mengajariku. Lebih baik menanggung itu semua sendiri, aku tak ingin orang lain merasakan sakit yang sam, apalagi orang itu adalah orang yang kita hargai/sayangi.
Terakhir sebagai penutup, aku mengutip pikiran Emiya :
“Aku
mencintai saber
Aku ingin membahagiakanya
Lebih dari siapapun
Aku berharap kita bisa bersama
Selamanya…
Namun…
Kalau aku
benar-benar mencintainya,
Maka aku salah
Aku,
jatuh cinta pada saber
yang terus bertarung
Meski terluka…
Aku tak bisa
membiarkan diriku
Melukai harga dirinya…”