Monthly Archives: July 2014

Bangku Taman ‘4

Kita selalu terburu-buru pulang
“Aku harus segera pulang, setelah ini aku kerja paruh waktu”
“Kalau aku setelah ini harus bantu-bantu pamanku”
“Aku harus segera pulang setelah ini ada les”
Sama denganku, aku pun harus segera pulang

Di halte ini, aku menunggu bus yang lewat
Hari ini mendung, mungkin sebentar lagi turun hujan
Kubuang pandanganku jauh ke atas langit, melewati awan

Terlalu tinggi, langit di kota ini, masih di luar jangkauanku
Matahari masih bersinar, meski redup, karena bersembunyi di balik awan
Angin berhembus, menerpa sampah-sampah yang ada di sini
Terlihat begitu bebas, tak seperti hidup ini

Karena aku tak bisa menjangkaunya dengan kedua tangan ini
Karena itulah aku ingin bisa menjangkaunya dengan tangan kecil ini
Suatu saat aku pasti bisa menggenggamnya
Itulah, yang kau bilang padaku kalau “itu” adalah impian
Karena kaulah yang mengajariku bermimpi dan arti keberadaan di duniaku ini
Aku sangat bersyukur bisa bertemu denganmu
Meski begitu singkat pertemuan kita

Kisah kita … Hanya sedikit orang yang tahu, seperti halnya dirimu
Tapi karena itulah kau begitu berharga bagiku,
Kita tak akan pernah bertemu lagi
Aku akan terus meneruskan apa yang ingin kau jalani waktu itu

Kita tak kan pernah bisa mengulanginya
Di musim panas itu, keranjang rotan itu, topi jerami itu
Juga pemandangan yang hanya kita yang tahu
Dunia terus berputar, tapi pada saat itu waktu terasa berhenti
Begitu ya, aku menyebutnya kebahagiaan kecil
Meski hanya beberapa jam setelah kita bertemu
Meski hanya beberapa kata yang keluar
Tapi seolah kita telah menantikan jauh-jauh hari

“Aku menunggumu, kemana saja kau selama ini, akhirnya… kita bisa bertemu”
Kata-kata yang terucap pertama sambil kau meneteskan air mata
Aku heran dan terkejut, aku hanya membalas, “maaf, maaf, maaf…”
Setelah itu barulah kita berkenalan
Itu adalah pertemuan pertama dan terakhir kita

Sekarang, aku mulai menaiki bus yang berjalan menuju rumahku
Ku memandang jendela, bergumam lirih, “seperti katamu, aku harus terus berjalan  ke depan”
Kutahan rasa sakit di ulu hati ini, ku gigit gerahamku kuat-kuat
Kalau saja aku tak membuang-buang masa-masa berharga itu
Kalau saja aku sedikit lebih cepat bertemu denganmu
Pastinya aku akan bersamamu saat ini dan seterusnya
Sudah cukup, aku harus berjalan menggapai janji kita, juga untukmu

aku masih meragukan kata-katamu yang itu
Sesuatu yang hilang tak kan pernah kembali tapi akan digantikan  sesuatu yang lebih baik
You, best partner yang pernah aku punya selama ini
tapi kau bilang kalau aku akan melupakanmu suatu hari nanti
tapi aku hanya membalas kalau waktu itu tiba akankah kau sedih
kau membalas, tidak. kau justru senang kalau aku bisa menjalani hidup tanpa ketergantungan dirimu

Kau memang aneh, aku pun juga
Kisah tentang kita memang sudah lama berakhir
Tapi kisah yang baru yang kubuat sedang berjalan
Aku pastikan itu lebih indah

Benar bukan, Hidup ini begitu indah
Meski kesedihan dan kebahagian silih berganti
juga masa depan tak pasti, juga tak seorang pun tahu
tetap kulakukan apapun masa depan nanti seperti apa
Demi Sesuatu Yang Indah