Keberangkatan

Dulu saat kau kehilangan orang yang kucintai, aku pernah berkata padamu akan ada penggantinya. Kau tahu sebenarnya bukan itu yang ingin kukatakan padamu. Memang kelihataya indah saat ada yang menggantikanya, karna bearti kita tidak benar-benar kehilanganya. Tapi yang sebenarnya terjadi adalah orang itu tak kan pernah tergantikan, itu kenyataanya.  Seberapa buruk dirinya, seberapa keras usaha kita melupakanya dengan mengingat keburukanya, kejahatanya dan hal yang tidak baik tentangnya. Yang sebenarnya ingin kukatakan adalah, silahkan kau menangis, kau bersedih, luapkan itu semua, setelah itu menyadari kehilangan dan saatnya mencari yang baru.

Kau tahu, aku ingin menjadi orang normal, yang hidup normal, sehat, berlari, bernyanyi, berbicara, dan lainya seperti orang kebanyakan. Tapi tetap saja tidak bisa.  Seberapa orang disekitarku normal, aku akan mengambil posisi sebagai orang tidak normal. SALAH?

Hidupku.. aku tidak peduli, tak ada yang peduli. Tapi ada saatnya aku senang saat membantu orang lain dengan apa yang aku punya sekarang. Tapi bagaimana bila aku sudah kehilangan yang aku punya ini? Bagaimana aku bisa hidup dengan bahagia, saat aku sudah tidak punya itu artinya aku sudah tidak diperlukan lagi. Tidak. Bahkan saat aku masih punya saat ada orang lain yang fasih, maka kau akan terabaikan, apalagi saat ada orang yang lebih hebat ada. Serasa aku tidak ingin hidup lagi.

Aku sudah tidak diperlukan lagi…
Aku sudah tak dicintai lagi
Selanjutnya seperti ini, kesepian

Baiklah… Akan kutanggung sendiri. Tak ada tempatku untuk berbagi
Aku akan menyimpanya, terus menyimpanya hingga…

Kau tahu.. Aku mencintainya, tapi tidak bisa. Aku membencinya, tapi tak pernah bisa. Dua rasa, satu orang. Aku hanya ingin tetap bersamanya, tapi itu pun juga tetap tidak bisa. Aku tak pernah bisa menikah denganya, tidak, bahkan mungkin untuk selamanya.

Kalian tidak merasakanya… Kalian tidak akan mengerti. Sou ka..