Monthly Archives: March 2014

Little Remembrance

I’ looking the rainbow in this blue sky
Far away, when we hold on our hand
Remembering what we have done on the old shack
We quarell many things, debatt on manythings
You shouted me with word of fool, stupid or liar
And I shouted you with words tiny small dwarf
And then you angry and become to cry

You’re never know, never realize
At that time I really want apologize, I really feel guilty

But my words never reach you, just float in the air
Make distance, gap betwen us, and you said it’s ok

From last word in the evening, you said you want become someone like me
I never realized what is it, but i laugh and said You never and never be the one
Can you take over me, ok, i ;ll help you, i laugh and laugh again

Thats our memories in childhood days, even now i still remember
Are you still remember? Maybe just me,
How precious you for me, you never know
Wait! Why you so precious for me? It’s my secreet, you never know

Look! The sky is blue. Your journey still long, many sadness happiness and etc wait us
Many happiness in the world, you just search it,
If you can’t find it, just make it, even if it just a little happiness
Live in your life

Epilog, She is my friend

Tiga tahun terakhir ini
Aku hanya ingin tahu sampai sejauh mana batasku
Seberapa jauh lagi aku bisa melangkah
Apa yang bisa kuraih dengan kedua tangan ini
Terus maju dan maju meninggalkan apa yang mereka sebut dengan kenyataan takdir dan sebagainya

Lalu saat menyadarinya
Aku sudah jauh, terlalu jauh melangkah
Untuk apa aku sampai sejauh ini
Untuk apa semua yang aku dapatkan selama ini

Pada akhirnya yang tersisa adalah rasa kesepian dan rasa keputusasaan karena kehilangan banyak hal
Hal yang telah hilang tak bisa diraih kembali, tapi kau mendapat banyak hal baru bukan
Tak ada yang menunggu di depan sana selain kehampaan
Aku tak punya masa depan, semua terlihat gelap bagiku

Aku menoleh kebelakang
Ku lihat orang-orang disana bahagia dengan apa yang mereka punya
Mendapatkan sesuatu, menyelesaikan sesuatu, tak kan pernah sesenang dahulu
Aku disini seorang diri

Jangan menyesalinya
Itu yang ia katakan padaku
Kau tahu, hanya ada sedikit orang yang bisa sejauh dirimu
Banyak orang tidak suka padamu itu benar, karena kau punya banyak hal tidak bisa diraih orang lain, tapi kau samasekali tak menyadarinya
Tapi kini, kau lebih suka membuang semua, dan mencoba menjadi seperti mereka
Kau tahu, aku pun tahu, kau lebih memilih jalan panjang berliku, susah dan terjal demi mencapai apa yang mereka sebut kebahagiaan
Berat dan sakitnya yang kaurasakan memang jauh lebih besar dengan rasa kebahagiaan yang kau dapatkan
Yang kau lakukan sekarang cukup terus berjalan di atas jalan yang selama ini kaujalani

She still myfriend

Nee.. hisashiburi…
Kau masih ingat aku ‘kan?
Dia membawa buku bertuliskan karya sastra klasik
“Aa.. kau sudah membaca buku itu, gimana? tebal sekali ya?”
Dia tersenyum, dan berkata, “Kau sudah selesai membacanya, aku baru mulai”
Lalu perbincangan kami menjadi semakin lebar
Hingga aku dan dia menjadi dekat, diluar dugaanku

Di depan kantor guru, dibalik pohon pinus yang lapuk termakan usia
Disitulah, kau bertanya padaku, tentang mimpiku
“Impianku? Impianku jauh lebih tinggi dibanding orang, hahaha..”
Dengan angkuhnya diriku, tapi waktu itu kau justru berkata, “Keren”
Ah, indahnya. Kau selalu bersikap baik padaku

Aku selalu menatap lurus kedepan, melesat kedepan jauh
Kau, bahkan tak bisa meraihku, juga semuanya..
Setelah jarak antara kita semua semakin melebar
Aku menyadari kesendirianku, untuk apa kulakukan semua ini?

Perlahan..impian kita yang sama, mulai berbeda
Hingga di hari perpisahan, kau mengingatkanku
“Ini adalah akhir, setelah ini semua akan berbeda, masih adakah ikatan?
Dia atas bumi yang kupijak ini, saksi kita pernah menghabiskan saat bersama
Terimakasih atas kenangan manis, terimakasih atas keberanian yang kau berikan
terimakasih atas semua yang pernah kau berikan padaku, tak kan kulupakan
kau yang membuatku percaya masa depan, kau lah yang menyelamatkanku
Terimakasih”

Aku hanya menganggap semua yang kau ucapkan padaku hanya basa-basi hingga kubermimpi tentang saat itu
“Ah, bodohnya aku” Gumanku, kenapa baru sekarang aku menyadarinya
Selama ini… selama ini, selama ini pula, kau terus menungguku, terus menunggu, tanpa kusadari
Tapi kenapa saat aku kehilangan impianku, aku baru menyadari penantianmu
Kuharap ini semua hanya mimpi, smoga pagi segera datang

Disaat kita ingin merengkuh impian masing, disaat itu pula kita mulai berjalan di jalur masing-masing
Diatas bumi yang sama, dibawah langit yang sama, tapi dijalan dengan arah yang berbeda
Senandung perjalanan yang mulai redup, bersama sinar merah mentari senja
Antara impian, arti hidup dan kebahagiaan yang ingin kita raih,
Tanpa menyadari diri ini telah kering, batas yang mulai menghantui, dan musim gugur yang mulai berakhir

Selamanya…akan terus menganga jurang keinginan
Aku ingin sepertimu, kau ingin sepertiku, andai kau menyadarinya
Bisa melindungi bukan bearti kuat, lalu aku bahkan melindungi saja tidak bisa
Aku akan menjadi kuat, lebih kuat demimu, demi impian kita sejak awal
Selanjutnya, setelah aku kuat dan bisa mewujudkan impian kita, maukah memaafkanku
Aku sudah terbangun dari mimpi panjangku, *****-san