Monthly Archives: April 2014

La storia

seiring berjalanya usia
Hal-hal dulu yang membuat hatiku berdebar mulai memudar lalu hilang
Apakah hal yang sama juga dengan seperti ikatan, kenangan dan hal-hal semacamnya
Nyata atau tidak nyata tetap harus menerimanya

Lalu apa yang tersisa selanjutnya?
Apa yang akan menggantikanya
Karna aku percaya setiap sesuatu yang hilang pasti akan ada penggantinya

Tapi yang satu ini
Aku tak ingin kehilangan

Di ruang kelas ini kau, aku dan teman-teman belajar
Kita semua dipertemukan oleh-NYA disini
Terimakasih atas saat-saat indah kita bersama
Meski kita tak pernah menerima perpisahan, tapi kita telah menjalaninya
Hanya percaya suatu saat akan bertemu lagi
Meski entah dimana sekarang, dimana kita di masa depan
Tapi kita tetap menjalani kehidupan masing-masing
Aku sudah tak ingat semua, sejak dulu aku memang payah dalam mengingat
Tapi sesuatu yang terukir kuat dalam ingatanku adalah
Ketika kita bicara di jumat sore itu

Tak ada waktu cukup lama kita bisa berbicara
Karna aku seorang yang penakut, dan kita tak begitu saling kenal

Bel sekolah berbunyi
Kita pulang
Terasa sedikit membuatku sakit
Aku ingin lebih lama disampingmu
Aku ingin lebih banyak mengenalmu
Tapi itu semua tak pernah terwujud
Pada akhirnya kita tak mengenal lagi seperti saat kita pertama kali bertemu
Begitu canggung, enggan tuk menyapa, meski kita tahu

Di bawah pohon jambu, di dekat ruang musik
Berjalan menuju perpus dan bertemu di ruang multimedia
Masih kah kau ingat aku di saat itu
Karana itulah pertemuan pertama kita

Ah terasa menyesakan, napas ini sesak, aku tak ingin mengingatnya lagi
Aku hanya ingin, hidup tanpa penyesalan
Tapi
tetap saja
Aku melewatkan banyak kesempatan dan menyesalinya,
Jauh-jauh di dalam hatiku
Meski kata-kata ini tak sampai pun
Aku akan tetap mengatakanya
Meski aku sudah tahu jawabnya pun
Tetap kukatakan
Karena itu lihatlah
Aku bisa berdiri disini sekarang, dengan mengangkat kepala

Tak Ada Jawaban

Di halaman sekolah yang panas, kau menutup kepalamu dengan buku
Lalu berjalan menuju ke arahku yang duduk di teras kelas
“Apa yang kau lihat? Hari ini panas ya”
Kau membuka pembicaraan tapi aku hanya berkata dingin
“Kau sudah membacanya?” tanyam lagi
“Sudah lama” “Bagus” “Aku cuma butuh 4 hari”
Sambil tersenyumkau hanya menjawab,”Buku selain iniapalagi yang mirip?”

Dalam hatiku merasa sebal, kenapa dengan wajah polosmu itu
Tak tahukah kalau aku sedang memamerkan kelebihanku
Seharusnya kau sebal emosi, tapi yang kau tunjukan diwajahmu hanya senyuman itu
Aku sama sekali tak mengerti dirimu

Keesokan harinya, kau taampakan wajah itu lagi “Ceritanya bagus”
Dan kau mulai bicara tentang buku itu tapi aku sama sekali tak tertarik
Setelah kau bercerita cukup lama, ku berkata tentang kelanjutanya cerita yang belum kau baca
Tapi kau malah begitu tertariknya, ttanpa mempedulikan sekitar
Ku berharap kau tahu betapa membosanya sudah mengetahui buku sebelum membacanya
Tapi di akhirceritaku kau berkata, “Kalau ada aku,kau bisa mendapat banyak hal tanpa harus susah-susah membaca”

Sudah cukup
Apa tak tahukah kau betapa menyebalkan dirimu
Ku pikir kalau aku memberitahukan padamu kehebatanku kau akan iri tak suka sebal
Tapi kau terus dan terus ingin mengetahuinya
Sudah hentikan, aku disini untuk menikmati kebebasanku tanpa gangguan orang lain
Tapi kau terus saja mengangguku dengan pertanyaan-pertanyaanmu

Hari ini sepeti biasa ku duduk di ruangan ini
Membaca buku, dan sibuk dengan duniaku
Esok hari dan selanjutnya, hal yang sama terusberulang
Saat kepalaku mulai pusing, ku berhenti sejenak,
Aku menyadari sesuatu yang, keberdaanmu yang tak kutemukan
Entah kenapa hari-hari selanjutnya,aku mulai merindukan suarau,

Entah kenapa aku sekarang ingin tahu tentangmu
Kuberanikan menuju kelasmu dan bertanya mencari-cari sosokmu
Tapi saat ku bertanya pada orang dikelasmu, ternyata kau sudah pindah kelas
Ah betapa terkejutnya aku

Hei itu semua tak adil
kau bertanya banyak hal dan aku hampir selalu menjawab pertanyaanmu
Ku beritahu kau banyak hal tapi kau sama sekalii tak memberitahuku apapun
Bahkan aku hanya tahu namamu wajahmu dan jam-jam saat kita bertemu

Setidaknya sebelum kau pergi, ucapkan salam perpisahan padaku
Apakah aku sama sekali tak ada dalam pikiranmu
Ah benar mungkin aku sebegitu menyebalkanya hingga kau tak mau menemuiku
Lalu apa artinya pertemuan kita selama ini

Kau benar-benar yang terburuk

Dan aku menyadari
Meski aku merindukanmu sekalipun, aku akan tetap tak mau mengatakanya
Karena aku bukan yang kau butuhkan sekarang

Kalau sajakita masih bisa bertemu di musim semi ini
Mungkin langit yang biru akan memberitahuku
Tapi ku terlambat meraih tanganmu
Dan kata-katamu waktu itu melayang terbawa angin